UNTUK INFORMASI DAFTAR HARGA IKAN
Silahkan klik Daftar Harga Ikan 2020
(harga dan biaya sewaktu-waktu dapat berubah)
(harga dan biaya sewaktu-waktu dapat berubah)
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melakukan tinjauan langsung ke Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di desa wisata Bokasen, Cangkringan, Kab. Sleman, (Selasa/12). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Kunjungan Kerjanya di Provinsi DIY.
Susi, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan pengembangan kawasan perikanan budidaya khususnya peran pemberdayaan masyarakat yang dilakukan kelompok pembudidaya ikan mina ngremboko. Ia, juga menilai kawasan ini layak untuk menjadi percontohan pengembangan ekonomi lokal bagi daerah lain.
“Kawasan mina ngremboko menjadi potret keberhasilan pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis perikanaan budidaya dan patut menjadi contoh bagi daerah lain. Jadi kegiatan ekonomi seperti inilah yang harus tumbuh, bukan di mall-mall”, ujarnya dihadapan ratusan pembudidaya dan stakeholders yang hadir.
Susi menambahkan, saat ini kebutuhan ikan akan terus naik seiring tingkat konsumsi ikan masyarakat yang memperlihatkan tren kenaikan dari tahun ke tahun yakni dari 36 kg/kapita/tahun menjadi 43 kg/kapita/tahun pada tahun 2017. Untuk itu menurutnya, subsektor budidaya akan terus didorong dalam mensuplai kebutuhan pangan berbasis ikan bagi masyarakat.
“Surplus demografi harus dimanfaatkan dengan membangun kualitas SDM masyarakat sehingga mampu bersaing, apalagi dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kualitas SDM akan sangat ditentukan oleh suplai pangan yang berkualitas dan ikan menjadi alternatif terbaik untuk mencukupi kebutuhan protein tersebut. Ini terutama DIY harus genjot tingkat konsumsi ikan, masa DIY tingkat konsumsi ikannya paling rendah”, kata Susi
Disisi lain, upaya menaikan produktivitas akan dihadapkan pada tantangan global yakni perubahan iklim dan lingkungan. Oleh karenanya, perlu ada intervensi melalui penerapan inovasi tekonologi yang adaptif. Perkembangan teknologi budidaya kian dinamis dan harus ditularkan secara masif ke masyarakat.
Susi menambahkan bahwa salah satu bentuk upaya KKP dalam menggenjot produksi, yakni dengan memberikan dukungan berupa pembangunan UPR teknologi pembenihan intensif sistem Resirculating Aquaculture System (RAS).
“Dukungan pembangunan UPR sistem RAS diharapkan akan mampu naikan produktivitas secara signifikan. Saya minta dukungan ini dimanfaatkan sebaik baiknya”, pungkasnya.
Untuk diketahui, RAS merupakan sistem budidaya ikan secara intensif dengan menggunakan infrastruktur yang memungkinkan pemanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air), seperti fisika filter, biologi filter, UV, Oksigen generator untuk mengontrol dan menstabilkan kondisi lingkungan ikan, mengurangi jumlah penggunaan air dan meningkatkan tingkat kelulushidupan ikan. Prinsip dasar RAS yaitu memanfaatkan air media pemeliharaan secara berulang-ulang dengan mengendalikan beberapa indikator kualitas air agar tetap pada kondisi prima.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto disela sela dampingi Menteri Susi, menjelaskan bahwa Keunggulan sistem RAS jika dibandingkan dengan system konvensional, yakni system ini mampu menghasilkan produktivitas yang jauh lebih tinggi, dimana padat tebar nila mampu digenjot hingga mencapai 5.000 ekor/m3, sedangkan padat tebar pada sistem konvensional hanya mencapai 50 ekor/m2. Artinya, dengan penerapan system RAS ini produktivitas bisa digenjot hingga 100 kali lipat dibanding dengan sistem konvensional.
Kelebihan lainya, menurut Slamet yakni budidaya dengan sistem ini sangat menghemat penggunaan air, dan dapat dilakukan pada areal yang terbatas. Disamping itu, penggunaan teknologi RAS akan memberikan jalan keluar atas tantangan perikanan budidaya seperti perubahan iklim dan kualitas lingkungan.
Dalam kesempatan yang sama, Saptono, Ketua Kelompok Mina Ngremboko, mengungkapkan bahwa sistem RAS mampu menaikan produktivitas benih secara signifikan. Ia, menjelaskan bahwa dukungan sistem RAS yang diberikan KKP dirancang untuk memproduksi benih ikan nila ukuran 5-7 cm sebanyak minim 108.000 ekor per bulan dengan padat tebar per kolam sebanyak 30.000 ekor.
” Secara ekonomi, dengan pengelolaan sistem RAS sebanyak 4 kolam, kami menargetkan pendapatan minimal Rp. 9.180.000,- per bulan atau min. Rp. 91.800.000,- per tahun”, ungkap Saptono.
Inovasi Teknologi MBG(Microbubble Technology)
Sementara itu, inovasi teknologi baru lainnya dan mulai diperkenalkan pada usaha budidaya ikan yakni penerapan Microbubble Tecnology
Inovator dari UGM, Prof. Rustadi menjelaskan bahwa prinsip microbubble sama dengan aerasi. Hanya saja selain ukuran yang lebih besar, teknologi ini mampu menghasilkan gelembung udara yang lebih kecil (micro), sehingga ketersediaan oksigen terlarut dalam air lebih stabil dan tahan lama.
Keuntungan lain MBG dibanding konvensional antara lain : waktu lebh cepat 1 (satu) bulan dengan padat tebar tinggi 15-25 ekor/m2); produktivitas lebih tinggi 40% (600 kg/100 m2); lebih tahan penyakit; hemat penggunaan air; penggunaan pakan lebih efisien (FCR : 1,3); pertumbuhan cepat dan ikan lebih seragam.
“Tahun ini rencana komersialisasi, yg akan kerjasama dg swasta. Karena cost produksi tidak terlalu tinggi. Kami menargetkan nantinya para pembudidaya di Indonesia bisa memanfaatkan teknologi ini”, pungkasnya
Secara biogeografi, marga Hemibagrus diketahui menyebar luas di sebelah timur lembah Sungai Gangga – Brahmaputra dan di selatan aliran Sungai Yangtze. Ragam jenis yang tertinggi berkembang di wilayah Paparan Sunda.
Berikut ini adalah tabel spesies anggota marga Hemibagrus menurut daftar yang disusun Ferraris (2007)
Spesies | Author | Penyebaran | Nama umum |
---|---|---|---|
Hemibagrus baramensis | (Regan, 1906). | Endemik di Sungai Baram, Serawak. | |
H. bongan | (Popta, 1904) | Endemik di aliran sungai-sungai Kapuas, Rajang dan Baram, Kalimantan bagian barat. | |
H. caveatus | Ng, Wirjoatmodjo & Hadiaty, 2001 | Endemik di sekitar lembah Sungai Alas, Aceh | |
H. centralus | Mai, 1978 | Vietnam bagian utara | |
H. chrysops | Ng & Dodson, 1999 | Terbatas di aliran sungai-sungai Sadong dan Rajang, Serawak. | |
H. filamentus | (Fang & Chaux, 1949) | Lembah sungai Mekong bagian tengah dan hilir | |
H. fortis | (Popta, 1904) | Kalimantan | |
H. furcatus | Ng, Martin-Smith & Ng, 2000 | Lembah sungai Segama, Sabah | |
H. gracilis | Ng & Ng, 1995 | Wilayah Endau-Rompin, Semenanjung Malaya | |
H. guttatus | (La Cepède, 1803) | Cina selatan dan Laos | |
H. hainanensis | (Tchang, 1835) | Hainan | |
H. hoevenii | (Bleeker, 1846) | Sungai-sungai Kapuas dan Baram (Kalimantan bagian barat), Musi dan Batanghari (Sumatra bagian timur), serta lembah sungai Muar, Semenanjung Malaya. | |
H. hongus | Mai, 1978 | Vietnam bagian utara | |
H. imbrifer | Ng & Ferraris, 2000 | Lembah sungai Salween, Thailand | |
H. johorensis | (Herre, 1940) | Semenanjung Malaya dan Sumatra | |
H. macropterus | Bleeker, 1870 | Cina selatan | |
H. major | Roberts & Jumnongthai, 1999 | Phetchabun, Thailand. | |
H. maydelli | (Rössel, 1964) | Sungai Khrisna, India | |
H. menoda | (Hamilton, 1822) | Sungai-sungai Gangga, Brahmaputra, Mahanadi dan Godawari di India dan Bangladesh | |
H. microphthalmus | (Day, 1877) | Sungai-sungai Manipur (India), Irawadi dan Sittang (Burma), serta Salween (Thailand) | |
H. nemurus | (Valenciennes, 1840) | Jawa,Riau (Sungai Siak, Sungai Kampar) dan kemungkinan pula wilayah-wilayah di sekitarnya. | Baung putih, Baung Sungai, Baung tikus, baung Murai |
H. olyroides | (Roberts, 1989) | Endemik di aliran Sungai Kapuas, Kalbar | |
H. peguensis | (Boulenger, 1894) | Sungai-sungai Irawadi, Sittang dan Pegu (Burma), | |
H. planiceps | (Valenciennes, 1840) | Terbatas di Jawa | Baung kuning |
H. pluriradiatus | (Vaillant, 1892) | Cina selatan dan Laos | |
H. punctatus | (Jerdon, 1849) | Tamil Nadu dan Mysore, India | |
H. sabanus | (Inger & Chin, 1959) | Terbatas di sekitar Sungai Kinabatangan, Sabah | |
H. spilopterus | Ng & Rainboth, 1999 | Lembah sungai Mekong bagian hilir. | |
H. variegatus | Ng & Ferraris, 2000 | Lembah sungai Tenasserim, Burma | |
H. velox | Tan & Ng, 2000 | Sungai-sungai di Sumatra tengah | |
H. vietnamicus | Mai, 1978 | Laos dan Vietnam bagian utara | |
H. wyckii | (Bleeker, 1858) | Lembah sungai Mekong dan Chao Phraya, serta di wilayah Paparan Sunda | Baung kunyit |
H. wyckioides | (Fang & Chaux, 1949) | Kamboja, Laos, Thailand dan Cina selatan |
Sumber ; https://id.wikipedia.org/wiki
Tips Pemilihan Benih Ikan Lele yang Berkualitas – Kualitas dari benih ikan lele yang kemudian akan dibudidayakan memang menentukan tingkat dalam kesuksesan atau keberhasilan dari budidaya ikan lele. Pasalnya jika salah dalam memilih benih, maka usaha budidaya ikan lele dapat mengalami kegagalan.
Lalu bagaimana cara untuk memilih jenis dari benih ikan lele yang benar-benar baik? Terdapat beberapa kriteria penting yang paling tidak harus sangat anda perhatikan sebelum memutuskan untuk membeli benih-benih ikan lele tertentu. Berikut merupakan beberapa cara singkat yang dapat anda gunakan untuk memilih bibit lele berkualitas.
Beli bibit yang berasal dari pembudidayaan benih ikan lele
Anda dapat membeli benih ikan lele dari balai pembudidayaan benih ikan lele yang mengantongi ijin sertifikasi cara pembenihan ikan yang dinilai baik. Hal semacam ini berguna untuk memastikan jika benih yang berasal dari indukan ikan lele yang benar-benar unggul. Tentunya pembudidaya tersebut juga sudah menerapkan cara-cara pembenihan ikan yang tepat dan baik. Dengan begitu maka benih ikan lele yang anda dapatkan juga terjamin kualitasnya, demikian halnya dengan usaha budidaya lele yang anda jalankan.
Amati gerakan dan fisik benih ikan lele
Jika dilihat dari segi fisik, maka benih ikan lele yang benar-benar berkualitas tentu memiliki ukuran tubuh yang berkualitas. Baik itu ukuran tubuh maupun kepala yang seimbang, tidak terdapat cacat, tidak terdapat luka, sungut benih lele tidak pucat dengan warna tubuh yang mengkilap serta cerah. Selain itu, ciri-ciri lainnya dari benih lele yang berkualitas dan sehat memiliki gerakan lincah, aktif serta tidak menggantung maupun menggerombol pada bagian pojok kolam. Karena ikan yang justru memiliki gerakan malas atau lamban menunjukkan jika ada sebuah masalah pada kesehatan maupun fisiknya.
Ukuran yang cenderung lebih seragam
Perhatikan aspek keseragaman dari ukuran benih. Seringkali ditemui ukuran benih lele yang justru tidak seragam. Padahal kondisi tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan ikan lele menjadi tidak serempak pula. Seperti yang sudah anda ketahui, bahwa jenis ikan yang satu ini memang tergolong sebagai ikan yang memiliki sifat kanibal. Oleh karena itu jika merasa lapar maka ikan lele berukuran lebih besar akan memangsa atau memakan ikan lele lain yang memiliki ukuran jauh lebih kecil. Maka dari itu jika kondisi pertumbuhan ikan lele yang anda budidayakan tidak serentak akan menjadikan usaha anda menjadi gagal panen karena sejumlah ikan dengan pertumbuhan lambat habis dimangsa.
Beberapa tips penting yang ada di atas akan sangat berguna pula bagi anda yang sedang berencana memulai usaha pembudidayaan ikan lele. Dengan demikian maka akan semakin mungkin jika usaha yang anda jalankan juga dapat berjalan dengan lebih lancar, selain itu tentunya juga lebih menekan kemungkinan gagal panen setelah menghabiskan sejumlah biaya dengan nilai besar.
Ciri-ciri induk lele jantan:
– Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
– Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
– Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
– Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
– Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
– Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa).
– Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
2. Ciri-ciri induk lele betina
– Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
– Warna kulit dada agak terang.
– Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
– Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
– Perutnya lebih gembung dan lunak.
– Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
3. Syarat induk lele yang baik:
– Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
– Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
– Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
– Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
– Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
– Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.
4. Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.
5. Perawatan induk lele:
– Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif
tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan.
– Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan.
– Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.
– Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
– Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.
Azolla microphylla adalah salah satu pakan alternatif yang baik untuk lele, nilai nutrisinya mengandung kadar protein antara 24-30%, kandungan asam amino essensialnya terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibanding dengan konsentrat jagung, dedak dan beras pecah. Untuk pembudidayaannya juga mudah, pada kondisi optimal azolla akan tumbuh baik 35% setiap hari. Bahkan anda bisa mengambil di sawah-sawah yang ditumbuhi azolla.
Cara pemberian pakannya bisa langsung di berikan tapi sebaiknya dalam bentuk kering, kalau diberikan basah akan mengakibatkan lele mengalami keterlambatan pertumbuhan. karena azolla yang basah akan mengakibatkan lele cepat kenyang dan lama untuk lapar.
Cara mengeringkan azolla adalah cukup diangin-anginkan saja, jika dijemur akan merusak nutrisi. Ada juga dengan cara difermentasi terlebih dahulu. bagaimana cara membuatnya? Berikut bahan dan cara pembuatannya.
Bahan-bahan:
Azolla microphylla segar
Dedak / Bekatul /Tepung Ikan
Probiotik starbio f9
Cara membuat fermentasi azolla microphylla:
Air hijau dalam kolam koi adalah momok bagi pengemar Koi, air yang berwarna hijau tidak hanya membuat pemandangan di kolam tidak indah juga membuat Koi tidak bisa dinikmati keindahannya. Problem air kolam berwarna hijau atau Green water sangat biasa terjadi dan dialami para penggemar koi. Air kolam koi yang berwarna hijau disebabkan oleh ledakan populasi ganggang (algae) di dalam kolam atau biasa disebut Algae Booming . Ganggang merupakan fitoplankton yang berukuran sangat kecil dalam orde mikron yang hidup di dalam air kolam koi. Sebagaimana tumbuhan lainnya ganggang mengkonsumsi Ammonia untuk tumbuh dan berkembang, sehingga ganggang akan tumbuh dengan sangat subur jika terdapat Ammonia yang cukup di dalam air. Semakin tinggi kandungan amonia di kolam koi akan membuat kolam menjadi cepat berwarna hijau.
Ammonia di dalam kolam koi dihasilkan dari kotoran ikan koi, sisa makanan, hewan mati dan tumbuh-tumbuhan mati yang membusuk di dalam kolam. Biasanya pertumbuhan ganggang akan berlangsung dengan pesat pada saat suhu di dalam kolam mulai meningkat terutama pada musim panas dan kemarau. Problem air hijau di kolam koi tidak bisa diatasi dengan menggunakan filter mekanis karena ukuran ganggang yang sangat kecil yang tidak memungkinkan disaring.
Untuk mengatasi masalah air hijau pada kolam koi perlu dicari sebab utamanya. Ada beberapa kondisi ideal yang memungkinkan algae tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena itu solusi untuk mengatasinya adalah mengurangi atau menghilangkan kondidi-kondisi ideal ganggang tumbuh dan berkembang. Kondisi ideal untuk algae tumbuh pesat jumlahnya adalah:
Jika sebagian atau keseluruhan syarat tersebut terpenuhi, ganggang di kolam koi akan tumbuh dengan baik dan air akan menjadi berwarna hijau (booming algae). Karena itu Kunci untuk membersihkan air hijau adalah dengan menghilangkan atau meminimalkan kondisi ideal untuk pertumbuhan mereka.
Untuk mengendalikan pertumbuhan Algae di kolam ikan koi dapat dilakukann dengan beberapa cara. Bisa dipilih cara yang tepat atau kombinasi beberapa cara yang paling mungkin dan efisien.
Kehangatan air dan ketersediaan cahaya untuk fotosintesis dipengaruhi oleh sinar matahari yang masuk ke dalam kolam koi. Menaungi kolam akan mengurangi cahaya matahari di kolam. Jika cahaya yang masuk berkurang maka pertumbuhan ganggang akan terhambat Menaungi kolam dapat dilakukan dengan memasang atap atau dengan menanam pohon di sekitar kolam. Menanam pohon di sekitar kolam bisa membuat kolam kotor oleh daun-daunan yang terjatuh.
Menghilangkan kotoran baik yang bersifat fisik maupun kimia. Pembuangan ini dilakukan dengan memasang sistem filter kolam koi yang baik dan tepat. Sistem Filter fisik menghilangkan sebagian besar bahan organik yang membusuk di kolam. Filter kolam koi harus memiliki kapasitas tidak kurang dari 10% dari volume kolam koi, idealnya adalah 30% Volume kolam. Air yang sudah masuk ke dalam filter dikembalikan lagi ke dalam kolam dalam bentuk yang sudah bersih menggunakan pompa. Pompa ini harus mampu mengalirkan seluruh volume air kolam dalam satu jam/satu siklus putaran dalam satu jam. Misalnya volume kolam adalah 6000 liter, maka kemampuan pompa haruslah 6000 liter/jam dan volume filter 1800 liter.
Filter kolam koi biasanya memiliki beberapa chamber, filter mekanis, filter biologis dan kimia.Material yang tidak mampu di sharing dengan filter mekanis difilter dengan filter biologi dan kimia. Pada ruang filter biologis bakteri tertentu mengubah amonia menjadi nitrit ini, yang selanjutnya dikonversi oleh bakteri lain ke nitrat. Nitrat kurang berbahaya daripada kedua, tetapi mereka kuat pupuk untuk semua tanaman di dalam kolam, termasuk ganggang.
Tanaman akan mengkonsumsi amonia untuk kelangsungan hidupnya. Dengan memberikan tanaman air pada ruang filter akan mengurangi makanan untuk algae sehingga tidak dapat tumbuh dengan baik.
Water Cleaner menggunakan metode kimia untuk mengendalikan algae, Water cleaner akan membunuh algae atau menghambat semua jenis ganggang yang ada dalam air. Karena water cleaner merupakan zat racun , maka perlu berhati-hati dalam menggunakannya. Dalam dosis yang berlebihan akan dapat meracuni ikan koi.
Karbon aktif dapat menyerap zat-zat kimia berbahaya di dalam kolam koi demikian pula dengan Batu zeolite.
Sistem lampu ultraviolet yang dirancang untuk membunuh alga dan membuat mereka menggumpal, selanjutnya algae yang sudah mati dapat disaring dengan filter mekanis. Lampu UV secara efektif dapat menghilangkan air hijau di kolam koi dalam waktu singkat.
Mengganti air secara periodik 10-30% dari volume air kolam akan membantu mengurangi kandungan amonia dalam air , jika diperlukan dapat dilakukan setiap hari. Jika tidak, Anda bisa dilakukan penggantian air kolam sebagian setiap minggu. Jangan mengganti air kolam keseluruhan , karena kondisi air yang sudah mature akan kembali dari nol. Ikan perlu beradaptasi lagi dan sistem filter biologis tidak bekerja secara sempurna.
Cara-cara tersebut merupakan beberapa alternatif yang bisa dipilih agar dapat mengurangi dan menghilangkan air hijau di kolam. Pada dasarnya air hijau di dalam kolam koi dapat diatasi dengan sistem filter kolam yang baik dan mumpuni. Karena itu jika kolam koi berwarna hijau periksa sistem filternya, dari mulai rancangannya, volumenya, kapasitas pompa dan lain-lain.