Ikan gurame (Osphronemus gouramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, gurame juga sering dipelihara dalam akuarium sebagai ikan hias. Selain dikenal dengan nama gurame, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurami (Sd.); grameh (Jw.); kaloi (My.); ikan kali (Plg.), dan lain-lain.
Proses Pembenihan ikan Gurame dapat dilakukan pada kolam tanah, kolam semen, kolam plastik/terpal. Umumnya di kolam tanah dengan beberapa alasan, salah satunya adalah Induk gurami akan terangsang dan segera memijah pada kolam tanah yang sudah dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3-4 hari. Padat tebar indukan merujuk pada SNI Pembenihan Ikan Gurame yaitu 1-2 ekor per meter persegi kolam. Pasangan gurami terdiri atas 3 ekor betina dan 1 ekor jantan. Induk yang baik setelah berusia 2,5 tahun atau lebih, dengan bobot lebih dari 2-3 kg/ekor. Setiap induk gurame betina dapat menghasilkan 3,000 hingga 10,000 butir telur pada setiap kali bertelur, jumlah telur berkaitan dengan usia dan jenis (species) induk.
Hal pertama yang perlu anda lakukan sebelum melakukan pemijahan ikan gurame adalah memilih indukan karena indukan sangatlah mempengaruhi kualitas dan juga kuantitas dari hasil pembenihan. Berikut ini adalah syarat indukan jantan dan indukan betina gurame yang baik untuk indukan
Betina:
Memiliki warna yang terang
Memiliki perut gembung atau bulat
Badannya relatif panjang
Bobot lebih dari 2-3 kg/ekor
Jantan:
Memiliki gerakan yang lincah
Perut dekat dengan anus
Memiliki warna tubuh gelap dan pucat, memiliki warna merah terang di ujung-ujung sirip, Bobot lebih dari1,5-2 kg/ekor
Ketinggian air pada kolam antara 80 – 100 cm, agar induk gurami dapat dengan leluasa membangun sarang untuk bertelur. Seperti umumnya keluarga/(family) Osphronemidae induk gurami, akan membangun sarang untuk bertelur.
Gurame yang hidup di alam, akan membangun sarang menggunakan bahan dari rumput kering sekitar tepi danau, rawa, sungai (lubuk) dsb. Pada budidaya, pembudidaya menyediakan bahan sarang berupa rumput kering, ijuk atau sabut kelapa yang sudah disisir, yang ditaruh pada para-para dari bambu atau bahan lainnya. Umumnya pembudidaya menggunakan ijuk karena mudah didapat 3 – 7 hari sejak penempatan induk gurami di dalam kolam, pasangan gurami akan membuat sarang dari bahan yang tersedia, pada budidaya biasanya menggunakan ijuk, induk gurami akan mengambil serat-serat ijuk dan menganyam sarang menyerupai sarang burung. Induk betina akan menempatkan sejumlah telur pada sarang. Induk jantan akan menyemprotkan sperma pada kumpulan telur di dalam sarang.
Saat tersebut ditunggu oleh pembudidaya yang akan mengambil sarang dengan hati-hati, dan mengeluarkan ribuan telur serta menempatkan pada wadah yang digunakan untuk penetasan, berupa akuarium, kolam/bak semen, bak fiber, ember, waskom dlsb. Selama proses pemeliharaan larva sampai umur 30-40 hari dari menetas, benih diberi pakan awal berupa daphnia atau kutu air dan cacing sutera atau Tubifex sp. benih dapat dipindahkan ke kolam pendederan atau dapat dijual setelah ukuran 2-3 cm (umur 30-40 hari)


